Jurnal halal mencoba menelusuri jejak kehalalan
dan keharaman obat-obatan tersebut. Banyak kesulitan dan hambatan yang
ditemui, terutama berkaitan dengan minimnya informasi yang bisa diakses
masyarakat umum.
Berikut beberapa temuan di dunia obat yang
mencakup penggunaan bahan tambahan dari babi, bahan penolong dari babi,
embrio dan organ manusia serta alkohol
1. Insulin
Merupakan hormon yang
digunakan untuk mengatur gula tubuh. Penderita diabetes memerlukan
hormon insulin dari luar guna mengembalikan kondisi gula tubuhnya
menjadi normal kembali. Insulin ini dimasukkan dengan cara penyuntikan
atau injeksi. Menurut Prof. Dr. Sugijanto dari Universitas Airlangga,
sumber insulin ini bisa berasal dari kelenjar mamalia atau dari
mikroorganisme hasil rekayasa genetika. Jika dari mamalia, insulin yang
paling mirip dengan insulin manusia adalah dari babi
Insulin manusia :
C256H381N65O76S6MW = 5807,7
Insulin babi : C257H383N65O77S6MW = 5777,6
(hanya
1 asam amino berbeda)
Insulin sapi : C254H377N65O75S6MW = 5733,6
(ada
3 asam amino berbeda)
Di pasaran ada beberapa produsen yang
mengeluarkan produk ini. Salah satu yang cukup terkenal adalah Mixtrad
yang diproduksi Novonordisk. Ada banyak tipe mixtrad yang diproduksi,
masing-masing dengan kode produk yang berbeda. Di dalamnya ada yang
berasal dari manusia dengan perbanyakan melalui DNA recombinant dan
proses mikroba serta berasal dari hewan (babi). Namun informasi
mengenai kehalalannya sangat minim, sehingga dokterpun tidak mengetahui
apakah bersumber dari babi atau bukan. Masalahnya, insulin dari DNA
recombinant ini harganya lebih mahal dibandingkan yang berasal dari
hewan.
Data dari International Diabetes Federation menyebutkan
bahwa pada tahun 2003 insulin yang berasal dari manusia sebanyak 70%,
disusul insulin babi sebanyak 17%, insulin sapi 8% dan sisanya 5%
merupakan campuran antara babi dan sapi.
2. Heparin
Obat ini berfungsi sebagai
anti koagulan atau anti penggumpalan pada darah. Banyak digunakan bagi
penderita penyakit jantung untuk menghindari penyumbatan pada pembuluh
darah. Ketika terjadi penyumbatan yang menyebabkan terhambatnya aliran
darah ke otak, maka pasien akan mengalami stroke.
Obat jenis ini juga banyak di
pasaran, hampir semuanya impor. Salah satu yang berhasil ditemukan
adalah Lovenox 4000 keluaran Aventis Pharma Specialities,
Maisons-Alfort, Perancis dan diimport oleh PT. Aventis Pharma, Jakarta.
Kandungan obat tersebut adalah heparin sodium yang bersumber dari babi.
Hal ini diperkuat dengan registrasi Badan POM dengan nomor
DKI0185600143Al dan di dalam labelnya berisi keterangan ‘Bersumber
Babi’.
Sayangnya tulisan itu sangat kecil dan berada di
kemasan, bukan pada jarum suntik. Sehingga ketika kemasan itu dibuang,
maka dokter dan pasien yang bersangkutan tidak akan mengenalnya lagi.
3. Kapsul
Sebenarnya cangkang kapsul
merupakan bahan penolong yang digunakan untuk membungkus sediaan obat.
Namun cangkang ini ikut ditelan dan masuk ke dalam tubuh kita. Bahan
pembuat cangkang kapsul adalah gelatin. Gelatin ini bersumber dari
tulang atau kulit hewan, bisa dari sapi, ikan atau babi.
Sebenarnya Badan POM telah
menegaskan bahwa gelatin yang masuk ke Indonesia hanya yang berasal dari
sapi. Masalahnya, gelatin sapi ini tidak lantas halal begitu saja.
Perlu dikaji apakah sapi tersebut disembelih secara Islam ataukah tidak.
Masalah inilah yang sampai saat ini masih sulit dipecahkan.
Selain itu ada pil obat yang
diimpor sudah dalam bentuk kapsul. Misalnya untuk beberapa obat dan
multivitamin, yang kebanyakan dibungkus dalam kapsul lunak (soft
capsule). Kapsul lunak ini banyak yang dibuat dari gelatin babi
karena lebih bagus dan murah. Dari data yang kami dapat, banyak
obt-obatan impor yang berbentuk kapsul, baik keras maupun lunak.
Misalnya saja Yunnan Baiyo yang diproduksi oleh Yunnan Baiyao Group Co.
Ltd., Cina dan diimpor oleh PT. Saras Subur Ayoe. Selain itu juga
multivitamin, vitamin A dosis tinggi dan vitamin E yang dikemas dalam
kapsul lunak.
4. Alkohol
Alkohol banyak digunakan
sebagai pelarut untuk melarutkan bahan-bahan aktif. Obat batuk merupkan
salah satu yang banyak menggunakan alkohol. Barang ini sering
dikonotasikan dengan minuman keras yang diharamkan dalam Islam. Oleh
karena itu penggunaannya dalam obat batuk masih mengundang kontroversi
di tengah masyarakat.
Sumber :
http://www.halalmui.org/index.php?option=com_content&view=article&id=372%3Aobat-obatan-bermasalah&catid=93%3Ahalal-article&Itemid=428&lang=in
Tidak ada komentar:
Posting Komentar